Algoritma Dengan Local Optimum II (lanjutan)



        Lebih lanjut dengan algoritma yang menggunakan proses optimasi local optimum adalah 

        Algoritma Kruskal adalah algoritma untuk mencari pohon merentang minimum secara langsung didasarkan pada algoritma MST (Minimum Spanning Tree) umum. Pada algoritma Kruskal sisi-sisi di dalam graf diurut terlebih dahulu berdasarkan bobotnya dari kecil ke besar. Sisi yang dimasukkan ke dalam himpunan T adalah sisi graf G sedemikian sehingga T adalah pohon. Pada keadaan awal, sisi-sisi sudah diurut berdasarkan bobot membentuk hutan (forest). Hutan tersebut dinamakan hutan merentang (spanning forest). Sisi dari graf G ditambahkan ke T jika tidak membentuk sirkuit di T.

·         Algoritma Dynamic Programming adalah metode pemecahan masalah dengan cara menguraikan solusi menjadi sekumpulan langkah (step) atau tahapan (stage) sedemikian hingga solusi dari persoalan dapat dipandang dari serangkaian keputusan yang saling berkaitan. Algoritma pemrograman dinamik dapat dibagi kedalam 4 langkah:
1.     Menentukan struktur dari suatu penyelesaian optimal.
2.     Mendefinisikan secara rekursif nilai dari penyelesaian optimal.
3.     Menghitung nilai dari penyelesaian optimal dengan cara bottom-up. Langkah1-3 ini merupakan basis dari penyelesaian pemrograman dinamik. Langkah 4 dapat diabaikan apabila hanya diperlukan sebuah solusi optimal.
4.     Membentuk suatu penyelesaian optimal dari informasi yang didapat.

·         Firefly Algorithm Firefly Algorithm merupakan salah satu dari swarm intelligence tersebut. Firefly Algorithm adalah sebuah algoritma metaheuristik yang terinspirasi dari perilaku berkedip kunang-kunang. 
Algoritma ini dikembangkan oleh Dr Xin-She Yang di Universitas Cambridge pada tahun 2007. Formulasi umum dari algoritma ini disajikan bersama-sama dengan pemodelan matematika analisis untuk memecahkan masalah dengan tujuan ekuivalen fungsi. Hasilnya dibandingkan dengan yang diperoleh dengan teknik alternatif yang diusulkan oleh literatur untuk menunjukkan bahwa ia mampu menghasilkan solusi optimal baik dan benar (Yang X.S, 2010). 
Secara khusus, meskipun algoritma kunang-kunang memiliki banyak kemiripan dengan algoritma lain yang didasarkan pada kecerdasan kawanan, seperti yang terkenal Particle Swarm Optimization (PSO), Artificial Bee Colony optimization (ABC), dan Algoritma Bacterial Foraging (BFA), memang jauh lebih sederhana baik dalam konsep dan implementasi. Selanjutnya, algoritma ini sangat efisien dan dapat mengungguli algoritma konvensional lainnya, seperti algoritma genetika, untuk memecahkan banyak masalah optimasi. 
Dr Xin-She Yang merumuskan firefly algorithm sebagai berikut (Broersma, H, 2010) :
Ø  Semua kunang-kunang itu unisex, jadi suatu kunang-kunang akan tertarik pada kunang-kunang yang lain.
Ø  Daya tarik sebanding dengan tingkat kecerahan kunang-kunang, kunang-kunang dengan tingkat kecerahan lebih rendah akan tertarik dan bergerak ke kunang-kunang dengan tingkat kecerahan lebih tinggi, kecerahan dapat berkurang seiring dengan bertambahnya jarak dan adanya penyerapan cahaya akibat faktor udara.
Ø  Kecerahan atau intensitas cahaya kunang-kunang ditentukan oleh nilai fungsi tujuan dari masalah yang diberikan. Untuk masalah maksimisasi, intensitas cahaya sebanding dengan nilai fungsi tujuan. 
Prosedur standar untuk menerapkan Firefly Algorithm adalah sebagai berikut :
Ø  Inisialisasi populasi firefly, jumlah iterasi dan parameter firefly algorithm.
Ø  Evaluasi fungsi fitness pada tiap firefly.
Ø  Inisialisasi fungsi fitness awal sebagai penentuan tingkat itensitas cahaya awal.
Ø  Update pergerakan tiap firefly menggunakan persamaan pergerakan
Ø  Bandingkan tiap calon firefly terbaik dari nilai fungsi fitness agar mendapatkan nilai firefly terbaik.

Ø  Lakukan sampai batas iterasi atau sampai mendapatkan firefly dengan fungsi fitness yang cukup baik.
0 Komentar untuk "Algoritma Dengan Local Optimum II (lanjutan)"

Back To Top